UMBY Kembangkan Nanokapsul-Kunyit sebagai Pengganti Antibiotik pada Unggas
Pemeliharaan unggas konvensional masih menggunakan antibiotik dalam campuran pakan, hal ini dapat menyebabkan residu baik dalam daging maupun telurnya. Hal tersebut disebabkan antibiotik yang diberikan tidak dieksresikan dengan sempurna sehingga masih terdapat residu yang disimpan dalam daging/ produknya (±50% dari dosis pemberian). Residu akan hilang dari tubuh (produk ternak) jika ada masa henti pemakaiannya 15 hari sebelum dipanen, tetapi kebanyakan peternak tidak tahu dan tidak melakukan masa henti itu sehingga produk yang terjual termasuk yang kita makan itu mengandung residu antibiotik. Residu bahan kimia ini sangat buruk dampaknya bagi kesehatan tubuh manusia, unggas itu sendiri dan lingkungan. Efek residu antibiotik dalam makanan dapat menyebabkan : gangguan pencernaan, gangguan kulit, anafilaksis, transfer bakteri resisten ke manusia, autoimun/efek imunologi, hipersensitifitas, karsinogenik, mutagenik, hepatotoksik, teratogenik, kekacauan reproduksi dan alergi.
Untuk itulah tim dosen Peternakan UMBY tertantang untuk bisa membuat antibiotik dari bahan alami seperti dari kunyit yang disebut fitobiotik (anti biotik dari tanaman)” tutur Bu nDari panggilan Dr Sundari di ruang kerjanya (Jumat/31 Agt 2018). Fitobiotik ini tidak teresidu dalam produk, karena cepat termetabolisme dalam sel tubuh menjadi turunannya. Penelitian pembuatan nanokapsul kunyit ini diketuai oleh Dr. Ir. Sundari, MP di dampingi Ir. Sonita Rosningsih, MP dan drh. Anastasia Mamilisti S., MP serta dibantu 8 mahasiswa prodi peternakan dengan dibiayai oleh Kemenristek Dikti. Aplikasi kunyit sebagai pengganti antibiotik sintetis dalam ransum Itik untuk menghasilkan daging yang sehat, tinggi protein dan asam lemak EPA/DHA, rendah lemak/ kolesterol serta bebas residu antibiotik. Kunyit yang digunakan adalah kunyit dari Samigaluh Kulon Progo, karena memiliki karakteristik warna (merah-kuning) dan randemen kunyit kupas tertinggi serta harga/gram bahan kering lebih murah dari jenis yang lainnya yang tersedia di pasar.
Lebih lanjut, Bu Sundari di ruang kerjanya di Kampus I Sedayu, mengatakan “Karena khasiat dari kunyit yang mengandung kurkumin yang bisa mengantikan antibiotik sintetis tadi, memiliki keterbatasan setelah diberikan ke ternak unggas ini maka kunyit itu kita olah agar menjadi obat yang lebih berdaya guna dan efisien dengan dibuat menjadi Nanokapsul, Kapsul yang kecil berukuran nano. Kita telah berhasil membuat nano kapsul ini dari jus kunyit dengan ukuran partikelnya sekitar 473 nano meter dan hasil uji dalam pakan pelet Itik pada level 1-3% menghasilkan daging yang aman bebas residu antibiotik, tinggi protein, rendah kolesterol dan di sukai konsumen.”
Cara pembuatan sederhana yaitu: Kunyit segar yang di beli dari Pasar Sami Galuh / pasar Beringharjo Yogyakarta, di kuliti kemudian dicuci air bersih, selanjutnya di timbang 4 kg dan di blanshing asam sitrat 0,05% selama 5 menit, kemudian diblender bersama 5 L air dengan alat TTG kapasitas 20L selama 2 x 30 menit, selanjutnya jus kunyit tersebut di enkapsulasi dengan cara ditambah dengan 50 g kitosan yang dilarutkan dalam asam sitrat sebanyak 4 L kemudian diblender selama 30 menit kemudian di tambah dengan 25g STPP yang dilarutkan dengan air 1 L kemudian diblender lagi selama 30 menit. Jadilah nanokapsul kunyit siap pakai baik dalam air minum / pakan.
Harapan kedepan para peternak dapat mengaplikasikan nanokapsul kunyit dalam ransum/ air minum untuk mengurangi penggunaan antibiotik sintetis sehingga kedepannya produk ternak, baik itu daging, susu atau telur bisa terbebas dari bahan kimia seperti antibiotik dan bisa dihasilkan produk yang sehat guna mendukung program pemerintah dalam mewujudnya ketahanan dan keamanan pangan nasional.