Jembatan Merah Gejayan Megah di masa lalu, sekarang rusak Terbengkalai

Jembatan Merah Gejayan Megah di masa lalu, sekarang rusak Terbengkalai

Masyarakat Yogyakarta tentu tidak asing dengan Jembatan Merah. Akses menuju salah satu jembatan ikonik di kawasan Sleman itu beberapa tahun terakhir ditutup, mengingat kondisi jembatan yang semakin tua dan rapuh. Selain memiliki daya tarik struktural yang ikonik, Jembatan Merah ternyata memiliki cerita yang tak kalah menarik mulai dari sejarahnya hingga gosip mistis.

Bagi yang pernah menjadi mahasiswa di Yogya sebarang Jembatan merah inia da Kampus2 Universitas Mercu Buana Yogyakarta, ada FTI UMBY disana, masih ingat misteri Jembatan Merah Gejayan? Jembatan Merah di Gejayan, Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman memang sering digambarkan angker oleh banyak orang. Mitos misteri di jembatan juga kerap muncul di media sosial.

Kondisi jembatan merah gejayan

Kondisi terkini Jembatan Merah Gejayan di Sleman, DIY, Hari Kamis (19/5/2022). Jembatan Merah Gejayan di Sleman cukup dikenal masyarakat karena warnanya yang mencolok sehingga mudah dikenali. Kini, kondisi Jembatan Merah Gejayan yang sangat terkenal pada masanya, kini rusak parah dan terbengkalai.
Jembatan Merah Gejayan terletak di Desa Condongcatur, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kondisinya kini rusak parah. Bahkan, sejak beberapa tahun terakhir sudah tidak digunakan lagi.

Jembatan Merah Gejayan Megah di masa lalu, sekarang rusak Terbengkalai

Pantauan di lokasi, Jembatan Merah Gejayan tampak masih berdiri kokoh. Namun, setelah diperiksa lebih dekat, beberapa bagiannya keropos dan hampir ambruk. Ada tambalan di jalan. Beberapa bagian tampak memiliki banyak tanaman merambat. Selain itu, dipasang palang bambu agar kendaraan tidak bisa lewat dan rambu-rambu yang bertuliskan informasi kerusakan Jembatan Merah.

Jembatan merah ada sejak Lama

Ketua RT 04, Padukuhan Soropadan, Condongcatur, Kuwat mengatakan jembatan itu sudah ada sejak lama dan pernah mengalami perbaikan pada tahun 1972. “Sebenarnya (Jembatan Merah) itu sudah ada sejak lama. Mungkin bangunan kuno, Tapi sempat miring lalu dibangun kembali tahun 1972,” kata Kuwat saat ditemui detikJateng di kediamannya, Kamis (19/5/2022).

Penamaan Jembatan Merah juga tidak memiliki arti yang khusus. Baru kemudian warga setuju untuk mengecat jembatan tersebut dengan warna merah agar lebih mudah diucapkan. Kini, nama tersebut telah menjadi ikon tersendiri dari jembatan merah ini. “Kenapa disebut Jembatan Merah ya itu kesepakatan kita karena dulu kita tidak punya gang, dan tokoh pemuda itu bilang kalau ada jembatan dicat merah,” ujarnya.

Jembatan merah akan di perbaiki

Diikuti dari Detik.com Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Permukiman (DPUPKP) Sleman, Taupiq Wahyudi mengatakan, pemerintah akan memperbaiki Jembatan Merah. Saat ini prosesnya masih dalam tahap pembebasan lahan. “Yang jelas (Jembatan Merah) sudah tua. Kondisi fisiknya sudah keropos, pondasinya juga sudah (rusak),” kata Taupiq saat dihubungi wartawan detik.

Direncanakan jembatan baru akan dibangun di sisi selatan jembatan lama dengan dimensi 9 meter x 22,5 meter. Dan akan dibangun tegak lurus dengan jalan Jembatan Merah Soropadan yang terhubung dengan Jalan Gejayan. “Betul, ini kontrak 17 Mei kemarin, targetnya kalau tidak salah selesai 13 Oktober,” imbuhnya.

Loading

Leave Your Comment