Filosofi Hidup Pak Probosutedjo: Membangun Bangsa Melalui Pendidikan dan Pengabdian
Pak Probosutedjo, pendiri Universitas Wangsa Manggala (UNWAMA), yang kini dikenal sebagai Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), meninggalkan warisan penting dalam bentuk filosofi hidup yang berlandaskan kerja keras, pengabdian, dan tekad mulia. Visi besarnya untuk memajukan bangsa melalui pendidikan dan kesejahteraan masyarakat terangkum dalam prinsip “Angudi Mulyaning Bangsa.”
Makna Mendalam dari “Angudi Mulyaning Bangsa”
Ungkapan ini menggunakan bahasa Jawa karena dianggap mampu menyampaikan makna yang lebih dalam. “Angudi” memiliki dua makna penting: kerja keras yang penuh dedikasi serta pencapaian hasil yang berharga. Filosofi ini mengajak kita untuk memiliki mentalitas pantang menyerah, terus berjuang untuk mencapai cita-cita besar, meskipun banyak tantangan menghadang.
Pendidikan dan Pembangunan Bangsa
Pak Probosutedjo percaya bahwa pendidikan adalah kunci utama dalam memajukan bangsa. Dengan mendirikan UNWAMA, ia berkomitmen untuk menyediakan pendidikan yang berkualitas, terutama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Fokus utama pada kesejahteraan masyarakat terlihat dari perhatiannya pada sektor pertanian. Beliau menyadari bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia dan sektor ini harus diperkuat untuk memastikan kesejahteraan rakyat.
Simbol-simbol pada logo UNWAMA, seperti gunungan, padi, kapas, dan buku terbuka, menggambarkan nilai-nilai tersebut. Gunungan melambangkan ketinggian cita-cita, padi dan kapas mewakili kemakmuran, sementara buku terbuka melambangkan pentingnya ilmu pengetahuan dalam mencapai kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
Warisan Filosofi Hidup
“Angudi Mulyaning Bangsa” tidak hanya sekedar moto atau slogan, tetapi wujud dedikasi dan semangat hidup Pak Probosutedjo. Filosofi ini mengajarkan bahwa kerja keras, pengabdian, dan pendidikan adalah kunci dalam memajukan bangsa Indonesia. Beliau menanamkan dalam setiap langkahnya bahwa kesejahteraan masyarakat harus selalu menjadi tujuan utama.
Dengan semangat ini, kita diingatkan bahwa pendidikan adalah salah satu jalan terpenting dalam mewujudkan cita-cita besar bangsa. Mari kita lanjutkan perjuangan ini dengan semangat yang sama, demi kemajuan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, seperti yang telah diwariskan oleh Pak Probosutedjo.
Warisan yang ditinggalkan oleh Pak Probosutedjo melalui Universitas Mercu Buana Yogyakarta adalah sebuah panggilan untuk terus bekerja keras dan mengabdi demi bangsa. Filosofi “Angudi Mulyaning Bangsa” menjadi landasan untuk memajukan Indonesia melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kesejahteraan masyarakat. Bersama, kita dapat mewujudkan cita-cita besar ini dan melanjutkan perjuangan beliau demi masa depan bangsa yang lebih baik.
Tentang Pak Probo (Probosutedjo)
Probosutedjo adalah seorang pengusaha Indonesia yang dikenal sebagai adik tiri dari Presiden Soeharto. Ia lahir pada 1 Mei 1930 di Kemusuk, Yogyakarta, dan dikenal sebagai sosok yang berperan besar dalam dunia pendidikan dan bisnis di Indonesia. Salah satu warisannya yang terkenal adalah pendirian Universitas Wangsa Manggala (UNWAMA), yang kini dikenal sebagai Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY). Selain itu, Probosutedjo juga terlibat dalam sektor pertanian dan dikenal sebagai pendukung pengembangan pendidikan pertanian.
Probosutedjo meninggal dunia pada 26 Maret 2018 di Jakarta pada usia 87 tahun akibat komplikasi kanker. Hingga akhir hayatnya, ia dikenal sebagai sosok yang memiliki visi besar dalam memajukan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, terutama di bidang pertanian.