Kenangan Film Layar Tancap (Sorot)
Film sorot atau Layar Tancap adalah pemutaran film secara outdoor yang populer di tahun 70 dan 90 an. Penonton biasanya bawa sarung bawa tikar sambil duduk manis, tidak ada pegang hp karena belum ada.
SOROT dalam kurun waktu sekitar 1977 hingga 1992, penyedia jasa hiburan layar tancap ini mengalami puncak kejayaan. Namun, kejayaan layar tancap telah hilang. Perkembangan teknologi membuat pertunjukan outdoor itu gulung tikar.
Hayo ngaku saja yang pada jamannya pacaran satu sarung berdua di lapangan desa?
Di desa sama dulu seperti itu gelar tikar di ladang, masih kecil film nya Suzana. Serem sampai masukin kepala dalam sarung dari seremnya apa semua desa lain daerah punya kenangan seperti itu, tambah Herman Faiz.
baca Juga Meriah, Pasar Malam di Argomulyo Sedayu
Layar tancap biasanya diputar di lapangan pada pelengkap acara hiburan, acara pemerintah, promosi ada juga dalam rangka hajatan dan masih banyak yang lain.
Klu film dari pemerintah Sebelum mulai ada iklannya. Iklan KB (Keluarga Berencana), atau iklan yang lain lupa.
“Klo di daerah saya ini dulu namanya bioskop Misbar Jadi begitu Gerimis penonton langsung bubar.” Tulis Mang Hends
Penonton bebas pilih tempat, sambil lesehan gelar tikar, ditemani kacang rebus dan ulen bakar kita disuguhi pemutaran film 5 judul sampai semalam suntuk, dari mulai komedi, horor hingga film perang.
Yang jadi pavorit film-film Warkop, Rhoma irama, Suzana, dan Berry prima.
Pertunjukan paling tertib dan kondusif karena penonton harus duduk rapi. Jangan coba-coba berdiri jika tak ingin bayangan badan anda tampil dilayar dan mengundang teriakan penonton dan bahkan sorotan lampu senter bapak Hansip jadi security waktu itu
Sering nonton waktu peringatan HUT RI yg awal diputar film perjuangan. Sambil nonton jajan dan cemilan Kacang goreng, permen sugus minumnya teh kotak.
waktu itu bayar karsis masuk Rp 100 atau 150 biasa bawa uang buat cadangan. Dapat karcis masuk sama permen cocorico. Masa muda yang jadul tapi menyenangkan.
Karena kebanyakan film lama terkadang kualitas filmnya sudah tidak bagus banyak bercak, dan antara gerakan dengan suara sudah tidak singkron, atau bahkan tiba- tiba terputus. Film dulu editannya tdk kayak film di jaman sekarang yg dimana digital kentara sekali editnya apalagi sinetron di TV swasta itu.
Film perang kemerdekaan, film G3S PKI. Jajanya tarik satu di antara sekumpulan benang dan dapat Hadian, cemilan favorit “anak mas” Tulis Wibowo Devo.
Film di Desa merupakan hiburan yang selalu ditunggu, tak perduli seberapa jauh jarak yang ditempuh yang penting buat kita kaum muda bisa Hank out dan cari gebetan.
Dalam hal cari gebetan kita harus hati-hati jangan asal cakep lalu main empat. Seperti kisah yang terjadi pada seorang teman (cerita dari mulut ke mulut yang bisa jadi hoax juga hehe..). Dia dapat cewek cantik sampai diantar ke rumahnya dan nginap disana semalam, tapi saat siang ia terjaga, didapatnya ia berada di sebuah dikuburan tua.
Kenangan yang tak terlupakan. salah satu pabrik jamu ternama sering menghibur masyarakat dengan layar tancap di area sub terminal kebonpolo . Sebelum dan disela pemutaran film ada promosi produk yg tampilkan oleh orang orang “Cebol”. itu sebutannya pada waktu itu. Ungkap Indro ho ho di komen FB.
Dulu di lapangan Candi Nambangan, kelurahan Rejowinangun utara, Magelang sering sekali diputar, mungkin sesekali bisa di coba di ulang keren pastinya. Komen dan Once’z di FB