Bagaimana Kita Belajar dari Pengalaman, Edukasi Mitigasi Bencana Banjir

Bagaimana Kita Belajar dari Pengalaman, Edukasi Mitigasi Bencana Banjir

Oleh: Faisal Tahadju, ST., MSi, Analis Bencana, Penata Tkt. I. (III/d), NIP. 198504052008011011, BPBD Kabupaten Morowali Utara

Pendahuluan

Sahabat, masih ingatkah kita tentang bencana banjir yang terjadi pada hari Sabtu, 4 Mei 2024, di Kabupaten Luwu? Banjir ini menyebabkan 14 orang meninggal dunia akibat tertimbun longsor dan terseret banjir. Satu korban jiwa lainnya juga dilaporkan di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap). Kabupaten Sidenreng Rappang salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan, Ibu kota kabupaten ini terletak di Pangkajene Sidenreng. Kabupaten Sidenreng Rappang dengan luas wilayah 1.102,10 km² dan berpenduduk 330.198 jiwa, (data pertengahan tahun 2024).

Selain di Kabupaten Luwu dan Sidrap, banjir juga melanda Kabupaten Wajo, Sinjai, Enrekang, Pinrang, dan Soppeng. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel melaporkan bahwa Kabupaten Luwu adalah daerah yang paling parah terdampak, dengan 13 kecamatan terendam banjir. Banjir ini berdampak pada 2.052 kepala keluarga, dan 115 jiwa di Kabupaten Luwu terpaksa mengungsi ke masjid dan rumah kerabat.

Belajar dari Pengalaman: Edukasi Mitigasi Bencana Banjir

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun peningkatan kesadaran dan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).

Pengertian Banjir

Banjir adalah peristiwa ketika air menggenangi suatu wilayah yang biasanya tidak tergenangi air dalam jangka waktu tertentu. Banjir biasanya terjadi karena curah hujan yang tinggi, menyebabkan meluapnya air dari sungai, danau, laut, atau drainase.

Selain faktor alami, banjir juga dapat terjadi karena ulah manusia, seperti berkurangnya kawasan resapan air, penggundulan hutan, dan pembuangan sampah sembarangan. Banjir dapat bersifat lokal, tetapi terkadang juga meluas dan melumpuhkan kehidupan perkotaan. Oleh karena itu, langkah antisipasi harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah banjir.

Edukasi Prabencana (Banjir)

  1. Mengetahui istilah peringatan bahaya banjir, seperti Siaga I-IV, dan langkah-langkah yang harus diambil dengan selalu berkoordinasi dengan aparat desa setempat.
  2. Mengetahui tingkat kerentanan bencana di lingkungan tempat tinggal (dapat menggunakan aplikasi Android inarisk).
  3. Memahami cara melindungi rumah dari banjir.
  4. Mengetahui saluran drainase dan jalur air yang sering dilalui saat banjir.
  5. Melakukan persiapan evakuasi, termasuk pemahaman jalur evakuasi dan daerah dataran tinggi.
  6. Membicarakan dengan keluarga mengenai ancaman banjir dan merencanakan tempat pertemuan jika terpisah saat banjir.
  7. Mengetahui bantuan yang dibutuhkan dan dapat diberikan jika ada anggota keluarga yang terdampak banjir.
  8. Mengetahui kebutuhan khusus anggota keluarga dan tetangga saat banjir.
  9. Mempersiapkan hidup mandiri selama 3 hari, termasuk tas siaga bencana, makanan, air minum, pakaian, dan selimut.
  10. Memahami cara mematikan air, listrik, dan gas saat banjir.
  11. Mempertimbangkan asuransi bencana banjir.
  12. Membuat catatan harta benda, mendokumentasikan dalam foto, dan menyimpan dokumen di tempat yang aman dari banjir.
  13. Menghindari membangun di tempat rawan banjir, kecuali ada upaya penguatan dan peninggian rumah.
  14. Memperhatikan instrumen listrik yang dapat berbahaya jika bersentuhan dengan air banjir.
  15. Berpartisipasi dalam mendirikan tenda pengungsian dan dapur umum.
  16. Melibatkan diri dalam pendistribusian bantuan bencana banjir.
  17. Menggunakan air bersih dengan efisien dan tepat guna.

Baca Juga : Gempa Bantul 6SR, Bupati dan Gubernur DIY Cek Korban

Edukasi Saat Bencana (Banjir)

  1. Memperhatikan informasi banjir dari berbagai media untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
  2. Segera evakuasi keluarga ke tempat yang lebih tinggi dan aman.
  3. Selalu waspada terhadap arus bawah, saluran air, kubangan, dan tempat-tempat lain yang tergenang air.
  4. Mengetahui risiko banjir dan banjir bandang di lingkungan.
  5. Bersiap untuk evakuasi dan mengamankan rumah jika ada waktu, menempatkan barang berharga di tempat yang lebih tinggi.
  6. Matikan semua jaringan listrik jika ada instruksi dari pihak berwenang. Jangan menyentuh peralatan listrik jika berada dalam air.
  7. Segera evakuasi jika ada pengumuman dan perintah evakuasi. Jangan berjalan di arus air.
  8. Jika harus berjalan di air, gunakan tongkat atau kayu untuk mengecek kepadatan pijakan.
  9. Jangan mengemudikan mobil di wilayah banjir; segera keluar dan pergi ke tempat yang lebih tinggi jika air mulai naik.
  10. Bersihkan dan siapkan penampungan air jika terjadi kekurangan air bersih.
  11. Waspadai saluran air yang kemungkinan dilalui oleh arus deras dari banjir bandang.

Baca Juga : Peringatan 17 Tahun Gempa Bumi Bantul: Masyarakat Bersatu Dalam Menghadapi Bencana

Edukasi Pascabencana (Banjir)

  1. Hindari air banjir karena kemungkinan kontaminasi zat berbahaya dan risiko kesetrum arus listrik.
  2. Waspada terhadap instalasi listrik dan hindari air yang bergerak.
  3. Hindari area yang baru saja surut airnya karena jalan bisa keropos dan longsor.
  4. Menghindari lokasi yang masih terkena banjir, kecuali jika dibutuhkan sebagai sukarelawan.
  5. Kembali ke rumah hanya setelah ada perintah dari pemerintah desa atau pihak berwenang.
  6. Tetap di luar gedung yang masih dikelilingi air banjir.
  7. Hati-hati saat memasuki gedung karena ancaman kerusakan yang tidak terlihat seperti fondasi yang rapuh.
  8. Memperhatikan kesehatan dan keselamatan keluarga dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih.
  9. Buang makanan yang terkontaminasi air banjir.
  10. Mendengarkan informasi tentang kondisi air, serta mencari informasi bantuan perumahan, pakaian, dan makanan.
  11. Segera berobat jika sakit dan mencari perawatan kesehatan di fasilitas terdekat atau Pos Pelayanan.
  12. Membersihkan tempat tinggal dari sisa kotoran setelah banjir.
  13. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan sekitar.
  14. Melibatkan diri dalam kaporitisasi sumur galian.
  15. Melibatkan diri dalam perbaikan jamban MCK dan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL).

Demikian edukasi mitigasi bencana banjir. Semoga kita semua dijauhkan dari marabahaya dan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Salam Tangguh

Loading

Leave Your Comment