Kisah Inspiratif Jepri Ali Saipul: Membangun Karier Akademik dengan Semangat dan Determinasi

Perjuangan Jepri Ali Saipul Dari Anak Biasa Hingga Sarjana Pertama di Keluarganya

Jepri Ali Saipul adalah seorang dosen pendidikan bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya). Ia baru-baru ini menyelesaikan studi S3 di College of Social Sciences, National Sun Yat-Sen University Taiwan. Jepri mengambil Program Pascasarjana Internasional dalam Pendidikan dan Pengembangan Manusia (IGPEHD). Pada tahun 2020, Jepri berhasil mendapatkan beasiswa penuh dari Kementerian Pendidikan Taiwan untuk belajar selama 4 tahun. Namun yang luar biasa, Jepri berhasil menyelesaikan studinya lebih cepat dalam waktu 3 tahun dengan IPK sempurna 4.0.

Di balik kesuksesannya saat ini, Jepri telah melewati perjalanan hidup yang tidak mudah. Menurutnya, ada banyak masa sulit yang ia hadapi. Jepri mengungkapkan bahwa sejak kecil, ibunya hanya menjadi penjual sayur keliling dengan penghasilan sekitar 20.000-30.000 rupiah, yang kadang-kadang tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ayahnya bekerja sebagai pembantu di sebuah toko di Surabaya. Jepri mengakui bahwa ketika ia masih duduk di bangku SD, ia bukanlah anak yang berprestasi di kelasnya. Namun, ia menyadari bahwa dirinya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk terus belajar dan mempelajari hal-hal baru.

Jepri mengungkapkan bahwa ketika ia bersekolah di SMP, ia menemukan pola belajar baru yang membuatnya selalu menjadi yang terbaik di kelas dan meraih peringkat pertama. “Pola belajar yang saya terapkan saat itu adalah setelah membaca, saya mencoba membuat pertanyaan-pertanyaan tertulis dan menjawabnya secara langsung. Saya membawa pola belajar tersebut dalam kegiatan sehari-hari agar tidak mudah lupa. Dan saya terapkan pola tersebut hingga SMA, sehingga saya konsisten menjadi juara kelas,” ujar Jepri pada Senin, 26 Juni 2023.

Jepri mengungkapkan bahwa saat ia bersekolah di SMK PGRI 1 Jombang, ia tidak pernah membayar biaya sekolah karena mendapatkan beasiswa Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan prestasi dari sekolah. Saat itu, cita-citanya untuk menjadi pendidik bahasa Inggris mulai terbentuk.

Sebagai pria yang lahir di Dusun Nglongko, Desa Kebontemu, Peterongan, Jombang, Jepri mengaku bahwa ia menjadi sarjana pertama dalam keluarganya. Ayah dan ibunya hanya tamat SD, sedangkan kedua kakaknya bersekolah hingga SMA. Jepri mengungkapkan bahwa jalannya untuk masuk perguruan tinggi tidaklah mudah baginya. Sebagai orang yang tidak mampu namun ingin melanjutkan pendidikan tinggi, ia hanya mengandalkan tekad yang kuat. Di Surabaya, Jepri tinggal bersama seorang saudara ibunya yang disebut “Pakdhe”. Keinginan Jepri untuk melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi membuat orang tuanya harus bekerja lebih keras.

“Sa waktu itu, saya dua kali ditolak saat mendaftar ke perguruan tinggi negeri. Namun, saya tidak menyerah dan akhirnya mendaftar di Program Pendidikan Bahasa Inggris di UM Surabaya dan diterima. Saya kuliah pada pagi hingga siang, lalu aktif di organisasi. Sore hingga malam, saya mengajar les di lembaga bimbingan belajar,” kenangnya.

Dengan penghasilan dari mengajar les, Jepri menggunakan uang tersebut untuk memenuhi kebutuhannya di Surabaya. Sedangkan gaji ayahnya digunakan untuk membayar kuliahnya. Jepri tidak hanya menjadi mahasiswa biasa. Saat kuliah di UM Surabaya pada tahun 2014, Jepri terpilih sebagai salah satu dari 100 pemuda ASEAN yang mengikuti lokakarya Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) di Kuala Lumpur, Malaysia, yang diselenggarakan oleh Departemen Luar Negeri di bawah inisiatif Presiden Barack Obama.

Tidak hanya itu, pada tahun 2013, ia juga terpilih sebagai salah satu dari 100 ASEAN Youth Eco Leaders yang diselenggarakan oleh National University of Malaysia dan berlangsung selama lima minggu.

Setelah lulus dari UM Surabaya, Jepri langsung bekerja di kampus tersebut di bagian Kantor Urusan Internasional karena keahliannya dalam berbahasa Inggris. Namun, ia tidak berhenti untuk terus belajar. Pada tahun 2016, Jepri mendapatkan beasiswa dari LPDP untuk melanjutkan studi S2 di Universitas Negeri Yogyakarta. Ia mengambil jurusan Linguistik Terapan dan berhasil lulus tepat waktu dengan IPK cum laude, yaitu 3,95.

Setelah menyelesaikan studi S2, Jepri kembali ke UM Surabaya pada tahun 2018 dan menjadi dosen di sana. Pada tahun 2020, Jepri memutuskan untuk melanjutkan studi doktor. Sebelum memilih National Sun Yat-Sen University Taiwan, Jepri juga diterima di beberapa perguruan tinggi di luar negeri, antara lain: (1) University of Sydney, Australia, (2) University of New South Wales, Australia, (3) University of Leeds, Britania Raya, (4) National Dong Hwa University, Taiwan, dan (5) National Sun Yat-sen University, Taiwan.

“Saya memilih National Sun Yat-sen University Taiwan karena mendapatkan beasiswa penuh,” katanya. Sebagai mahasiswa S3 yang menyelesaikan studinya lebih cepat, Jepri telah menerbitkan 5 artikel jurnal yang terindeks Scopus Q1 dan SSCI, serta mengikuti workshop, summer course, dan konferensi internasional di berbagai negara, termasuk di Faculty of Education, University of Cambridge, Britania Raya.

Loading

Leave Your Comment