Gula Jawa dari Kalurahan Triwidadi, Simbol Tradisi dan Potensi Daerah

Gula Jawa dari Kalurahan Triwidadi, Simbol Tradisi dan Potensi Daerah

(Triwidadi, 22 Agustus 2023). Gula jawa, bahan makanan yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai olahan kuliner dan minuman, mengambil peran istimewa di Kalurahan Triwidadi, Kabupaten Bantul. Berbeda dengan gula pasir konvensional yang diperoleh dari tebu, gula jawa atau yang sering dikenal sebagai gula aren, dihasilkan dari nira, air manis yang berasal dari bunga kelapa yang masih dalam keadaan kuncup. Proses produksinya masih tetap mempertahankan tradisi lama dengan sentuhan lokal yang khas.

Dikenal dengan warnanya yang coklat pekat, gula jawa dari Kalurahan Triwidadi telah menjadi pusat pemasok utama gula jawa di Kabupaten Bantul dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Keunikan ini tak lepas dari bahan dasar yang digunakan, yaitu nira dari bunga kelapa yang masih kuncup. Proses pembuatannya melibatkan pengolahan yang tradisional dan menggunakan cetakan dari batok kelapa.

baca juga : Daftar 34 Lagu Daerah dan Asalnya di Indonesia

Proses produksi dimulai dengan menyadap nira dari bunga kelapa. Nira hasil sadapan kemudian dimasak hingga mengental di atas api besar. Untuk mencegah penguapan nira, parutan kelapa digunakan untuk menaburinya. Setelah beberapa menit diaduk, hasilnya akan mengental dan mendapatkan warna coklat khas. Tahap selanjutnya adalah pencetakan menggunakan batok kelapa. Waktu yang dibutuhkan dari awal proses hingga pencetakan sekitar dua jam. Tekstur dan kekerasan gula jawa dapat disesuaikan dengan lamanya proses pengadukan di atas api.

Gula Jawa dari Kalurahan Triwidadi, Simbol Tradisi dan Potensi Daerah
Gula Jawa dari Kalurahan Triwidadi, Simbol Tradisi dan Potensi Daerah

Lurah Triwidadi, Slamet Riyanto, menjelaskan bahwa komunitas perajin gula jawa di Kalurahan Triwidadi terdiri dari sekitar 200 orang yang terbagi dalam lima kelompok padukuhan. Kapasitas produksi harian mencapai dua hingga tiga ton gula jawa. Permintaan akan gula jawa terus mengalir, menunjukkan potensi yang signifikan dari nira kelapa yang tersedia di daerah ini. Namun demikian, jumlah perajin gula jawa mengalami penurunan seiring dengan keterbatasan penyadap nira kelapa.

Gula jawa dari Kalurahan Triwidadi tidak hanya mewakili cita rasa lezat dalam makanan dan minuman, tetapi juga menjadi simbol tradisi dan keterampilan lokal. Dengan pengolahan yang menghargai warisan budaya dan bahan alami, gula jawa dari daerah ini terus menarik perhatian dan memberikan kontribusi bagi kekayaan kuliner Indonesia.

Info via pemkab bantul

Loading

Leave Your Comment